Nama : Ambia Rahman (50416698)
Fitri Aryanti (52416887)
Gilang Daniyal Fiqri (53416040)
Kristiyanto Halim (53416958)
Kristiyanto Halim (53416958)
Ryanta Damara Putra (56416732)
Kelas :
1IA24
Jurusan :
Teknik Informatika
Fakultas :
Teknologi Industri
Dosen :
Dian Sri Mulyani
UNIVERSITAS GUNADARMA
KALIMALANG
2016
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin dan kehendak-Nya
makalah sederhana ini dapat kami rampungkan tepat pada waktunya.
Penulisan dan
pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial
Dasar. Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini mengenai Masyarakat
Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan.
Dalam penulisan
makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan Ilmu Pengetahuan
kami mengenai hal yang berkenan dengan penulisan makalah ini. Oleh karena itu
sudah sepatutnya kami berterima kasih kepada dosen mata kuliah kami yakni Ibu
Dian Sri Mulyani yang lebih memberikan ilmu yang berguna bagi kami.
Kami menyadari
akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam makalah ini kami sudah berusaha
semaksimal mungkin, tapi kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu kami mengharapkan saran serta kritik yang membangun agar lebih maju
di masa yang akan datang.
Harapan kami
makalah ini dapat menjadi referensi bagi kami dalam mengarungi masa depan. Kami
juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi orang yang membacanya.
Bekasi,
Oktober 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Masyarakat pedesaan di
Indonesia tergolong masyarakat yang sangat jauh tertinggal, hal ini disebabkan
keberedaan wilayah yang jauh dari pusat pembangunan Nasional, bahkan hampir
tidak tersentuh oleh pembangunan Nasional. Beberapa metode dan pendekatan telah
dikembangkan untuk memahami masalah dan membantu merumuskan kebijakan guna
memecahkan masalah pembangunan pedesaan. Sejak tahun 1970an para pakar banyak
yang memanfaatkan metode, pendekatan, dan logika berfikir survei verifikatif
dalam meriset masalah sosial masyarakat pedesaan.
Di
Indonesia, pertumbuhan penduduk semakin meningkat, terutama di daerah
perkotaan. Banyak masyarakat desa mencari kehidupan yang lebih baik di
perkotaan. Mereka berfikir bahwa di perkotaan adalah sumber mata pencaharian
terbesar dibandingkan di pedesaan. Mereka juga menganggap bahwa kehidupan di
kota lebih baik daripada di desa. Namun, pada kenyataannya kehidupan di kota
tidak sebaik yang mereka bayangkan. Dalam hal ini penulis akan membahas
dan menjelaskan tentang ruang lingkup perbedaan masyarakat pedesaan dengan
masyarakat kota.
1.2
Rumusan Masalah
Masyarakat desa dengan
kota sering menjadi perdebatan dalam hal perbedaan maupun interaksi. Untuk itu
ada beberapa hal yang perlu dipahami dan dimengerti tentang masyarakat desa dan
kota yaitu:
1.
Apa pengertian
masyarakat perkotaan dan perbedaan dengan masyarakat pedesaan ?
2.
Bagaimana hubungan
masyarakat perkotaan dengan masyarakat pedesaan?
3.
Apa aspek positif dan
negatif dari lingkungan perkotaan?
4.
Apa
yang dimaksud dengan masyarakat pedesaan ?
5.
Apa
perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan?
1.3
Tujuan
Ada beberapa tujuan dalam
penulisan Tugas Makalah ini, beberapa diantaranya adalah :
1. Sebagai
pengisi nilai tugas dari mata pelajaran Ilmu Sosial Dasar.
2. Makalah
ini berguna untuk memberikan pengetahuan tentang Masyarakat Perkotaan dan
Masyarakat Pedesaan.
3. Pembaca
dapat memahami dan menghyati kenyataan yang diwujudkan oleh gejolak masyarakat
perkotaan dan pedesaan.
4. Mengkaji
hubungan antara masyarakat perkotaan dan pedesaan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Masyarakat
Sebelum kita bicara lebih lanjut masalah masyarakat, baiknya kita tinjau
terlebih dahulu definisi tentang masyarakat.
Berikut beberapa definisi masyarakat dari para sarjana :
1.
M. J. Herskovits :
Masyrakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara
hidup tertentu.
2.
J. L. Gillin dan J. P.
Gillin : Masyarakat adalah kelompok manusia yang tersebar dan mempunyai
kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi
pengelompokkan-pengelompokkan yang lebih kecil.
3.
R. Linton : Masyarakat
adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama,
sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya
dalam suatu kesatuan sosial dengan batas – batas tertentu.
Syarat
terbentuknya masyarakat, yaitu :
1. Sejumlah
manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama.
2. Merupakan
satu kesatuan .
3. Merupakan
suatu sistem hidup bersama, yaitu yang menimbulkan kebudayaan dimana setiap
anggota masyarakat merasa dirinya masing-masing terikat dengan kelompoknya.
2.2
Masyarakat Perkotaan
Masyarakat
perkotaan sering disebut dengan urban
community, pengertiannya lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya
serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Perhatian
khusus masyarakat kota tidak terbatas pada aspek-aspek seperti pakaian,
makanan, dan perumahan. Tetapi mempunyai perhatian lebih luas lagi. Orang kota
sudah memandang penggunaan kebutuhan hidup, artinya oleh hanya sekadarnya atau
apa adanya. Hal ini disebabkan oleh pandangan warga kota sekitarnya. Kalau
menghidangkan makanan misalnya, yang diutamakan adalah bahwa yang
menghidangkannya mempunyai kedudukan social yang tinggi. Bila ada tamu
misalnya, diusahakan menghidangkan makanan-makanan yang ada di kaleng.
2.3
Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan adalah masyarakat, yaitu
jumlah penduduk yang tinggal pada suatu luas wilayah tertentu misalnya saja
jumlah per KM” (kilometer persegi) atau jumlah per hektar. Kepadatan penduduk
ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap pola pembangunan perumahan. Di desa
jumlah penduduk sedikit, tanah untuk keperluan perumahan cenderung ke arah
horizontal, jarang ada bangunan rumah yang bertingkat.
Lingkungan
hidup di pedesaan sangat jauh berbeda dengan lingkungan di perkotaan.
Lingkungan pedesaan terasa lenih dekat dengan alam bebas. Udaranya bersih,
sinar matahari cukup, tanahnya segar diselimuti berbagai jenis tumbuhan dan
satwa yang terdapat disela – sela pepohonan, dipermukaan tanah, di
rongga-rongga bawah tanah ataupun beterbangan di udara bebas. Air yang menetes,
merembes atau memancar dari sumber-sumbernya dan kemudian mengalir melalui
anak-anak sungai mengairi petak-petak persawahan. Semua ini sangat berlainan
dengan lingkungan perkotaan.
2.4
Hubungan antara Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
Masyarakat
desa dan perkotaan masih mempunyai keterhubungan yang erat, bersifat
ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada
desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras,
sayur, daging, dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi
jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota, misalnya saja buruh bangunan dan tukang
becak. Mereka biasanya adalah pekerja-pekerjaan musiman. Pada saat musim tanam,
mereka sibuk bertani. Bila pekerjaan di bidang pertanian mulai menurun,
sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan
pekerjaan apa saja.
Sebaliknya,
kota menghasilkan barang-barang yang
diperlukan oleh orang desa seperti bahan-bahan pakaian, alat, dan
obat-obatan pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat-obatan untuk memelihara
kesehatan dan alat transportasi. Kota juga menyediakan tenaga kerja yang
melayani dibidang jasa atau pelayanan yang dibutuhkan oleh orang desa tetapi
tidak dapat dilakukan sendiri, misalnya tenaga kerja dibidang medis atau
kesehatan, montir, elektronika, dan alat transportasi serta tenaga yang mampu
memberikan bimbingan dalam upaya peningkatan hasil budidaya pertanian,
peternakan, ataupun perikanan.
2.5
Aspek Positif dan Negatif
Perkembangan kota merupakan
manifestasi dari pola kehidupan sosial, ekonomi , kebudayaan dan politik .
Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen – komponen yang memebentuk
struktur kota tersebut . Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat
ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut
Secara umum dapat dikenal bahwa
suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
- Wisma : Untuk tempat berlindung
terhadap alam sekelilingnya.
- Karya : Untuk penyediaan
lapangan kerja.
- Marga : Untuk pengembangan
jaringan jalan dan telekomunikasi.
- Suka : Untuk fasilitas hiburan,
rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
- Penyempurnaan : Untuk fasilitas
keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas umum.
Untuk itu semua , maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah
kota harus ditingkatkan :
- Aparatur kota harus dapat
menangani berbagai masalah yang timbul di kota . Untuk itu maka pengetahuan
tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya .
- Kelancaran dalam pelaksanaan
pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan
tepat , agar tidak disusul dengan masalah lainnya.
- Masalah keamanan kota harus
dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak , maka kegelisahan penduduk
akan menimbulkan masalah baru.
- Dalam rangka pemekaran kota ,
harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan
para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi
wilayah kabupaten dan sekitarnya .
2.6
Ciri-ciri Sosial Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat
Perkotaan
Ciri-ciri
yang mencolok pada masyarakat pedesaan dan perkotaan meliputi :
1. Jumlah
dan Kepadatan Penduduk
Jumlah
penduduk di perkotaan jauh lebih padat dibandingkan dengan di pedesaan.
2. Lingkungan
Hidup
Lingkungan
hidup di perkotaan jauh lebih maju dan modern dibandingkan dengan lingkungan di
pedesaan yang sangat tradisional.
3. Mata
Pencaharian
Mata pencaharian di pedesaan masih
mengandalkan alam sekitar desa, seperti nelayan, petani, peternak hewan, dll.
Sedangkan di perkotaan sudah.
4. Corak
Kehidupan Sosial
Masyarakat desa sangat mengutamakan
sosial live nya. Mereka bergotong royong melakukan tanpa ada unsur uang atau
materi. Namun, karena masyarakat kota yang syarat akan materi jadi segala
sesuatu yang dilakukan atas dasar materi untuk kepentingan diri sendiri.
5. Statifikasi
Sosial
Artinya pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas
secara bertingkat.
6. Mobilitas
Sosial
Adalah suatu proses perpindahan, atau
pergerakkan lapisan (strata sosial) seseorang atau kelompok.
7. Pola
Interaksi Sosisal
Adalah hubungan antara dua individu atau
lebih dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau
memperbaiki kelakuan individu lain atau sebaliknya.
2.7
Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
1.
Lingkungan
Umum Dan Orientasi Terhadap Alam
Masyarakat pedesaan berhubungan kuat dengan alam,
disebabkan oleh lokasi geografinya di daerah desa. Mereka sulit
"mengontrol" kenyataan alam yang dihadapinya, padahal bagi petani
realitas alam ini sangat vital dalam menunjang kehidupannya. Tentu akan berbeda
dengan penduduk yang tinggal di kota, yang kehidupannya "bebas" dari
realitas alam. Misalnya dalam bercocok tanah dan rnenuaj harus pada waktunya, padahal
mata pencaharian juga menentukan relasi dan reaksi sosial.
2.
Pekerjaan
Atau Mata Pencaharian
Pada umumnya atau kebanyakan mata pencaharian daerah
pedesaan adalah bertani. Tetapi mata pencaharian berdagang (bidang ekonomi) pekerjaan
sekunder dari pekerjaan yang nonpertanian. Sebab beberapa daerah pertanian
tidak lepas dari kegiatan usaha (business) atau industri, demikian pula
kegiatan mata pencaharian keluarga untuk tujuan hidupnya lebih luas lagi. Di
masyarakat kota mata pencaharian cenderung menjadi terspesialisasi, dan
spesialisasi itu sendiri dapat dikembangkan, mungkin menjadi manajer suatu
perusahaan, ketua atau pimpinan dalam suatu birokrasi
3.
Ukuran
Komunitas
Komunitas pedesaan biasanya lehih kecil dari
komunitas perkotaan. Dalam mata pencaharian di bidang pertanian, imbangan tanah
dengan manusia cukup tinggi bila dibandingkan dengan industri dan akibatnya
daerah pedesaan mempunyai penduduk yang rendah per kilometer perseginya. Tanah
pertanian luasnya bervariasi. Bergantung kepada tipe usaha taninya, tanah yang
cukup luasnya sanggup menalnpung usaha tani dan usaha ternak sesuai dengan
kemampuannya. Oleh sebab itu komunitas pedesaan lebih kecil daripada komunitas
perkotaan.
4.
Kepadatan
Penduduk
Penduduk desa kepadatannya lebih rendah bila
dibandingkan dengan kepadatan penduduk kota. Kepadatan penduduk suatu komunitas
kenaikannya berhubungan dengan klasifikasi dari kota itu sendiri. Contohnya
dalam perubahan-perubahan permukiman, dari penghuni satu keluarga (individual family)
megjadi pembangunan multikeluarga dengan flat dan apartemen seperti yang
terjadi di kota.
5.
.Pola
Kepemimpinan
Menentukan kepemimpinan di daerah pedesaan cenderung
banyak ditentukan oleh kualitas pribadi dari individu dibandingkan dengan kota.
Keadaan ini disebabkan oleh lebih luasnya kontak tatap muka, dan individu lebih
banyak saling mengetahui daripada di daerah kota, Misalnya karena kesalehan,
kejujuran, jiwa pengorbanannya. dan pengalamannya. Kalau kriteria ini melekat
terus pada generasi selanjutnya, maka kriteria keturunan pun akan menentukan kepemimpinan
di pedesaan„
2.8
Studi Kasus
Analisis
Kasus dan Solusi :
Memang sudah kita ketahui bahwa
perkotaan menawarkan dan menampilkan begitu banyak harapan, kesempatan maupun
peluang yang tidak bisa didapatkan di pedesaan. Minat masyarakat pedesaan
tersebut terjadi karena mereka mendengar kabar dari kerabat mereka yang mungkin
sudah terlebih dahulu terjun ke perkotaan dan juga bisa melalui tontonan yang
mereka tonton sehari – hari. Minat tersebut terlihat dengan maraknya urbanisasi
masyarakat pedesaan ke kota apalagi pada saat lebaran usai.
Para pendatang baru ini hanya memikirkan
cara mereka mendapatkan penghasilan dan pendapatan yang lebih. Namun mereka
tidak memikirkan langkah lebih lanjut apa yang akan mereka lakukan, dengan
siapa mereka tinggal. Ini bisa menyebabkan menumpukknya masyarakat non
produktif atau pengangguran karena biasanya masyarakat pendatang dari pedesaan
tidak memikirkan langkah kedepan apa yang akan mereka lakukan.
Pemerintah seharusnya melakukan langkah
dan tindakan konkrit dalam menyelesaikan permasalahan perkotaan dan pedesaan
seperti ini, apabila dibiarkan akan semakin serius.
Penumpukan penduduk di perkotaan, tidak
meratanya perekonomian di perkotaan dan pedesaan merupakan salah satu masalah
yang dapat timbul. Langkah yang dapat dilakukan pemerintah dapat seperti
pemerataan pembangunan secara terstruktur bagi pedesaan agar tidak terdapat
kesenjangan antara perkotaan dan pedesaan sehingga langkah tersebut secara
perlahan dapat membuat masyarakat untuk menunda langkah mereka untuk
urbanisasi. Langkah – langkah seperti pemberian suntikan modal dana usaha juga
dapat dilakukan seperti pada artikel diatas agar menimbulkan minat masyaratak
khususnya pedesaan untuk menjadi wirausaha dan meningkatkan lapangan pekerjaan,
jadi lapangan pekerjaan menyebar tidak hanya terpusat di perkotaan namun di
pedesaan juga.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Masyarakat
perkotaan sering disebut dengan urban
community, pengertiannya lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya
serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Dalam
masyarkata pedesaan dan masyarakat perkotaan mempunyai hubungan yang erat.bersifat
ketergantungan,Karena di antara mereka saling membutuhkan. Adapun perbedaan
dari masyarakata pedesaan dan masyarakat perkotaan seperti mata
pencaharian,lingkungan dll.
3.2
Saran
Pembangunan
di setiap daerah harus merata agar tidak ada lagi kesenjangan sosial. Oleh
karena itu, pemerintah harus lebih adil dalam pembangunan. Pemerintah juga
harus memperhatikan pembangunan
infrastrutur di pedesaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Harwantiyoko &
Katuuk Neltje F.1997.MKDU ILMU SOSIAL
DASAR.Jakarta.Gunadarma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar