Minggu, 08 Januari 2017

“MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN









Nama               :  Ambia Rahman            (50416698)
                           Fitri Aryanti                  (52416887)
                           Gilang Daniyal Fiqri     (53416040)
                           Kristiyanto Halim         (53416958)
      Ryanta Damara Putra    (56416732)
Kelas                   : 1IA24
Jurusan                : Teknik Informatika
Fakultas               : Teknologi Industri
Dosen                  : Dian Sri Mulyani



UNIVERSITAS GUNADARMA
KALIMALANG
2016



Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin dan kehendak-Nya makalah sederhana ini dapat kami rampungkan tepat pada waktunya.
Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar. Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini mengenai Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan.
Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan dengan penulisan makalah ini. Oleh karena itu sudah sepatutnya kami berterima kasih kepada dosen mata kuliah kami yakni Ibu Dian Sri Mulyani yang lebih memberikan ilmu yang berguna bagi kami.
Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran serta kritik yang membangun agar lebih maju di masa yang akan datang.
Harapan kami makalah ini dapat menjadi referensi bagi kami dalam mengarungi masa depan. Kami juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi orang yang membacanya.



Bekasi, Oktober 2016



Penulis            

DAFTAR ISI













                                 BAB I

                     PENDAHULUAN


1.1                    Latar Belakang

 Masyarakat pedesaan di Indonesia tergolong masyarakat yang sangat jauh tertinggal, hal ini disebabkan keberedaan wilayah yang jauh dari pusat pembangunan Nasional, bahkan hampir tidak tersentuh oleh pembangunan Nasional. Beberapa metode dan pendekatan telah dikembangkan untuk memahami masalah dan membantu merumuskan kebijakan guna memecahkan masalah pembangunan pedesaan. Sejak tahun 1970an para pakar banyak yang memanfaatkan metode, pendekatan, dan logika berfikir survei verifikatif dalam meriset masalah sosial masyarakat pedesaan.
Di Indonesia, pertumbuhan penduduk semakin meningkat, terutama di daerah perkotaan. Banyak masyarakat desa mencari kehidupan yang lebih baik di perkotaan. Mereka berfikir bahwa di perkotaan adalah sumber mata pencaharian terbesar dibandingkan di pedesaan. Mereka juga menganggap bahwa kehidupan di kota lebih baik daripada di desa. Namun, pada kenyataannya kehidupan di kota tidak sebaik yang mereka bayangkan. Dalam hal ini penulis akan membahas dan menjelaskan tentang ruang lingkup perbedaan masyarakat pedesaan dengan masyarakat kota.








1.2                   Rumusan Masalah

 Masyarakat desa dengan kota sering menjadi perdebatan dalam hal perbedaan maupun interaksi. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu dipahami dan dimengerti tentang masyarakat desa dan kota yaitu:
1.    Apa pengertian masyarakat perkotaan dan perbedaan dengan masyarakat pedesaan ?
2.    Bagaimana hubungan masyarakat perkotaan dengan masyarakat pedesaan?
3.    Apa aspek positif dan negatif dari lingkungan perkotaan?
4.     Apa yang dimaksud dengan masyarakat pedesaan ?
5.     Apa perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan?

1.3                       Tujuan

                 Ada beberapa tujuan dalam penulisan Tugas Makalah ini, beberapa diantaranya adalah :
1.      Sebagai pengisi nilai tugas dari mata pelajaran Ilmu Sosial Dasar.
2.      Makalah ini berguna untuk memberikan pengetahuan tentang Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan.
3.      Pembaca dapat memahami dan menghyati kenyataan yang diwujudkan oleh gejolak masyarakat perkotaan dan pedesaan.
4.      Mengkaji hubungan antara masyarakat perkotaan dan pedesaan.










                               BAB II

                    PEMBAHASAN

2.1                   Masyarakat

Sebelum kita bicara lebih lanjut masalah masyarakat, baiknya kita tinjau terlebih dahulu definisi tentang masyarakat.  Berikut beberapa definisi masyarakat dari para sarjana :


1.      M. J. Herskovits : Masyrakat adalah kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.
2.      J. L. Gillin dan J. P. Gillin : Masyarakat adalah kelompok manusia yang tersebar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan  persatuan yang sama. Masyarakat itu meliputi pengelompokkan-pengelompokkan yang lebih kecil.
3.      R. Linton : Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang dirinya dalam suatu kesatuan sosial dengan batas – batas tertentu.

Syarat terbentuknya masyarakat, yaitu :

1.      Sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama.
2.      Merupakan satu kesatuan .
3.      Merupakan suatu sistem hidup bersama, yaitu yang menimbulkan kebudayaan dimana setiap anggota masyarakat merasa dirinya masing-masing terikat dengan kelompoknya.






2.2                   Masyarakat Perkotaan

Masyarakat perkotaan sering disebut dengan urban community, pengertiannya lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Perhatian khusus masyarakat kota tidak terbatas pada aspek-aspek seperti pakaian, makanan, dan perumahan. Tetapi mempunyai perhatian lebih luas lagi. Orang kota sudah memandang penggunaan kebutuhan hidup, artinya oleh hanya sekadarnya atau apa adanya. Hal ini disebabkan oleh pandangan warga kota sekitarnya. Kalau menghidangkan makanan misalnya, yang diutamakan adalah bahwa yang menghidangkannya mempunyai kedudukan social yang tinggi. Bila ada tamu misalnya, diusahakan menghidangkan makanan-makanan yang ada di kaleng. 

 

2.3                   Masyarakat Pedesaan

 Masyarakat pedesaan adalah masyarakat, yaitu jumlah penduduk yang tinggal pada suatu luas wilayah tertentu misalnya saja jumlah per KM” (kilometer persegi) atau jumlah per hektar. Kepadatan penduduk ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap pola pembangunan perumahan. Di desa jumlah penduduk sedikit, tanah untuk keperluan perumahan cenderung ke arah horizontal, jarang ada bangunan rumah yang bertingkat.
Lingkungan hidup di pedesaan sangat jauh berbeda dengan lingkungan di perkotaan. Lingkungan pedesaan terasa lenih dekat dengan alam bebas. Udaranya bersih, sinar matahari cukup, tanahnya segar diselimuti berbagai jenis tumbuhan dan satwa yang terdapat disela – sela pepohonan, dipermukaan tanah, di rongga-rongga bawah tanah ataupun beterbangan di udara bebas. Air yang menetes, merembes atau memancar dari sumber-sumbernya dan kemudian mengalir melalui anak-anak sungai mengairi petak-petak persawahan. Semua ini sangat berlainan dengan lingkungan perkotaan.


2.4                   Hubungan antara Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan

Masyarakat desa dan perkotaan masih mempunyai keterhubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayur, daging, dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota, misalnya saja buruh bangunan dan tukang becak. Mereka biasanya adalah pekerja-pekerjaan musiman. Pada saat musim tanam, mereka sibuk bertani. Bila pekerjaan di bidang pertanian mulai menurun, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja.
Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang  diperlukan oleh orang desa seperti bahan-bahan pakaian, alat, dan obat-obatan pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan alat transportasi. Kota juga menyediakan tenaga kerja yang melayani dibidang jasa atau pelayanan yang dibutuhkan oleh orang desa tetapi tidak dapat dilakukan sendiri, misalnya tenaga kerja dibidang medis atau kesehatan, montir, elektronika, dan alat transportasi serta tenaga yang mampu memberikan bimbingan dalam upaya peningkatan hasil budidaya pertanian, peternakan, ataupun perikanan.

 

2.5                   Aspek Positif dan Negatif

Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial, ekonomi , kebudayaan dan politik . Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen – komponen yang memebentuk struktur kota tersebut . Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :

  • Wisma : Untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.
  • Karya : Untuk penyediaan lapangan kerja.
  • Marga : Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
  • Suka : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
  • Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas umum.
Untuk itu semua , maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan :
  • Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota . Untuk itu maka pengetahuan tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya .
  • Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat , agar tidak disusul dengan masalah lainnya.
  • Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak , maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru.
  • Dalam rangka pemekaran kota , harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya .

2.6                   Ciri-ciri Sosial Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan

Ciri-ciri yang mencolok pada masyarakat pedesaan dan perkotaan meliputi :
1.      Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk di perkotaan jauh lebih padat dibandingkan dengan di pedesaan.

2.      Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup di perkotaan jauh lebih maju dan modern dibandingkan dengan lingkungan di pedesaan yang sangat tradisional.




3.      Mata Pencaharian
Mata pencaharian di pedesaan masih mengandalkan alam sekitar desa, seperti nelayan, petani, peternak hewan, dll. Sedangkan di perkotaan sudah.

4.      Corak Kehidupan Sosial
Masyarakat desa sangat mengutamakan sosial live nya. Mereka bergotong royong melakukan tanpa ada unsur uang atau materi. Namun, karena masyarakat kota yang syarat akan materi jadi segala sesuatu yang dilakukan atas dasar materi untuk kepentingan diri sendiri.

5.      Statifikasi Sosial
Artinya pembedaan  penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.

6.      Mobilitas Sosial
Adalah suatu proses perpindahan, atau pergerakkan lapisan (strata sosial) seseorang atau kelompok.

7.      Pola Interaksi Sosisal
Adalah hubungan antara dua individu atau lebih dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu lain atau sebaliknya.








2.7                   Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan

1.      Lingkungan Umum Dan Orientasi Terhadap Alam
Masyarakat pedesaan berhubungan kuat dengan alam, disebabkan oleh lokasi geografinya di daerah desa. Mereka sulit "mengontrol" kenyataan alam yang dihadapinya, padahal bagi petani realitas alam ini sangat vital dalam menunjang kehidupannya. Tentu akan berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota, yang kehidupannya "bebas" dari realitas alam. Misalnya dalam bercocok tanah dan rnenuaj harus pada waktunya, padahal mata pencaharian juga menentukan relasi dan reaksi sosial.

2.      Pekerjaan Atau Mata Pencaharian
Pada umumnya atau kebanyakan mata pencaharian daerah pedesaan adalah bertani. Tetapi mata pencaharian berdagang (bidang ekonomi) pekerjaan sekunder dari pekerjaan yang nonpertanian. Sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha (business) atau industri, demikian pula kegiatan mata pencaharian keluarga untuk tujuan hidupnya lebih luas lagi. Di masyarakat kota mata pencaharian cenderung menjadi terspesialisasi, dan spesialisasi itu sendiri dapat dikembangkan, mungkin menjadi manajer suatu perusahaan, ketua atau pimpinan dalam suatu birokrasi

3.      Ukuran Komunitas
Komunitas pedesaan biasanya lehih kecil dari komunitas perkotaan. Dalam mata pencaharian di bidang pertanian, imbangan tanah dengan manusia cukup tinggi bila dibandingkan dengan industri dan akibatnya daerah pedesaan mempunyai penduduk yang rendah per kilometer perseginya. Tanah pertanian luasnya bervariasi. Bergantung kepada tipe usaha taninya, tanah yang cukup luasnya sanggup menalnpung usaha tani dan usaha ternak sesuai dengan kemampuannya. Oleh sebab itu komunitas pedesaan lebih kecil daripada komunitas perkotaan.
4.      Kepadatan Penduduk
Penduduk desa kepadatannya lebih rendah bila dibandingkan dengan kepadatan penduduk kota. Kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dengan klasifikasi dari kota itu sendiri. Contohnya dalam perubahan-perubahan permukiman, dari penghuni satu keluarga (individual family) megjadi pembangunan multikeluarga dengan flat dan apartemen seperti yang terjadi di kota.

5.      .Pola Kepemimpinan
Menentukan kepemimpinan di daerah pedesaan cenderung banyak ditentukan oleh kualitas pribadi dari individu dibandingkan dengan kota. Keadaan ini disebabkan oleh lebih luasnya kontak tatap muka, dan individu lebih banyak saling mengetahui daripada di daerah kota, Misalnya karena kesalehan, kejujuran, jiwa pengorbanannya. dan pengalamannya. Kalau kriteria ini melekat terus pada generasi selanjutnya, maka kriteria keturunan pun akan menentukan kepemimpinan di pedesaan„

2.8                   Studi Kasus

Analisis Kasus dan Solusi :
Memang sudah kita ketahui bahwa perkotaan menawarkan dan menampilkan begitu banyak harapan, kesempatan maupun peluang yang tidak bisa didapatkan di pedesaan. Minat masyarakat pedesaan tersebut terjadi karena mereka mendengar kabar dari kerabat mereka yang mungkin sudah terlebih dahulu terjun ke perkotaan dan juga bisa melalui tontonan yang mereka tonton sehari – hari. Minat tersebut terlihat dengan maraknya urbanisasi masyarakat pedesaan ke kota apalagi pada saat lebaran usai.
Para pendatang baru ini hanya memikirkan cara mereka mendapatkan penghasilan dan pendapatan yang lebih. Namun mereka tidak memikirkan langkah lebih lanjut apa yang akan mereka lakukan, dengan siapa mereka tinggal. Ini bisa menyebabkan menumpukknya masyarakat non produktif atau pengangguran karena biasanya masyarakat pendatang dari pedesaan tidak memikirkan langkah kedepan apa yang akan mereka lakukan.
Pemerintah seharusnya melakukan langkah dan tindakan konkrit dalam menyelesaikan permasalahan perkotaan dan pedesaan seperti ini, apabila dibiarkan akan semakin serius.
Penumpukan penduduk di perkotaan, tidak meratanya perekonomian di perkotaan dan pedesaan merupakan salah satu masalah yang dapat timbul. Langkah yang dapat dilakukan pemerintah dapat seperti pemerataan pembangunan secara terstruktur bagi pedesaan agar tidak terdapat kesenjangan antara perkotaan dan pedesaan sehingga langkah tersebut secara perlahan dapat membuat masyarakat untuk menunda langkah mereka untuk urbanisasi. Langkah – langkah seperti pemberian suntikan modal dana usaha juga dapat dilakukan seperti pada artikel diatas agar menimbulkan minat masyaratak khususnya pedesaan untuk menjadi wirausaha dan meningkatkan lapangan pekerjaan, jadi lapangan pekerjaan menyebar tidak hanya terpusat di perkotaan namun di pedesaan juga.

 

 

 

 





 



                             BAB III

                          PENUTUP

3.1                   Kesimpulan
Masyarakat perkotaan sering disebut dengan urban community, pengertiannya lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Dalam masyarkata pedesaan dan masyarakat perkotaan mempunyai hubungan yang erat.bersifat ketergantungan,Karena di antara mereka saling membutuhkan. Adapun perbedaan dari masyarakata pedesaan dan masyarakat perkotaan seperti mata pencaharian,lingkungan dll.

3.2                   Saran
Pembangunan di setiap daerah harus merata agar tidak ada lagi kesenjangan sosial. Oleh karena itu, pemerintah harus lebih adil dalam pembangunan. Pemerintah juga harus memperhatikan  pembangunan infrastrutur di pedesaan.









                  DAFTAR PUSTAKA


Harwantiyoko & Katuuk Neltje F.1997.MKDU ILMU SOSIAL DASAR.Jakarta.Gunadarma.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar