BAB
1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta atau disingkat dengan DIY adalah
salah satu daerah otonom setingkat propinsi yang ada di Indonesia. Propinsi ini
ber ibu kota Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan Propinsi yang
mempunyai status sebagai Daerah Istimewa. Status Daerah Istimewa ini berkaitan
dengan sejarah terjadinya propinsi ini, pada tahun 1945, sebagai gabungan
wilayah Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman, yang
menggabungkan diri dengan wilayah Republik Indonesia yang diproklamirkan pada
tanggal 17 Agustus 1945, oleh Bung Karno dan Bung Hatta.
Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu kota yang kaya akan predikat, baik
berasal dari sejarah maupun potensi yang ada. Seperti sebagai kota perjuangan,
kota kebudayaan, kota pelajar, dan kota pariwisata. Bukan hanya itu saja,
tetapi juga masyarakatnya yang masih menjaga kebudayaan daerahnya dan bahasa
jawa yang masih dikenakan sebagai bahasa sehari-sehari. Yogyakarta salah satu
daerah di indonesia yang mempunyai berbagai macam budaya, seperti kesenia
contohnya seni rupa,tarian dan yang lainnya. Seperti kita tahu Yogyakarta
memiliki berbagai macam adat dan tradisi.
1.2 Tujuan
Untuk mengenal lebih dalam tentang berbagai macam kebudayaan yang
terdapat di Proponsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Karena seperti yang kita tahu
Daerah Istimewa Yogyakarta kaya dengan beranekaragam budaya yang terdapat di
Daerah Isimewa Yogyakarta.
Bab II
Pembahasaan
2.1 Isi
Yogyakarta adalah salah satu daerah di
indonesia yang mempunyai berbagai macam budaya, dari mulai adat istiadat, tempat-tempat
wisata, serta kuliner.
Adat istiadat di Yogyakarta
Upacara adat adalah salah satu
kebudayaan yang sampai saat ini masih dilestarikan dan sering dilakukan oleh
masyarakat di Yogyakarta. Contohnya adalah :
Upacara Sekaten
Pada tahun 1939 Caka atau 1477 Masehi, Raden Patah selaku Adipati
Kabupaten Demak Bintara dengan dukungan para wali membangun Masji Demak.
Selanjutnya berdasarkan hasil musyawarah para wali, digelarlah kegiatan syiar
Islam secara terus-menerus menjelang hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Agar
kegiatan tersebut menarik perhatian rakyat, dibunyikanlah dua perangkat gamelan
buad karya Sunan Giri membawakan gending-gending ciptaan para wali, terutama
Sunan Kalijaga.
Kata sekaten diambil dari
pengucapan kalimat”Syahadat”. Istilah Syahadat, yang diucapkan sebagai
Syahadatan ini kemudian berangsur-angsur berubah dalam pengucapannya, Sehingga
menjadi Syakatain dan pada akhirnya menjadi istilah “Sekaten” hingga sekarang. Bagi
masyarakat Yogyakarta, muncul kpercayaan bahwa orang-orang merayakan kelahiran
Nabi Muhammad akan mendapatkan pahala dan awet muda. Namun sebagai persyaratan,
mereka wajib menguyah sirih di depan Masjid Agung. Khususnya pada saat hari
pertama Sekaten di mulai. Upacara adat ini sudah menjadi tradisi di yogyakarta.
Sehingga setiap 20 hari mendekati kelahiran Nabi Muhammad pasti diselenggarakan
upacara adat ini.
Upacara Grebeg Maulid
Upacar Grebeg Maulid merupakan puncak dari upacara kelahiran Nabi
Muhammad SAW yang diselenggarakan pada 12 Maulid, setelah keesokan harinya
gamelan Kyai Nogowilogo dan Kyai Guntumadu dimasukkan kedalam keraton yang
disebut dengan “Bendhol Songsong”. Sebagi puncak dari acara ini adalah membawa
gunungan ke Masjid Agung dan membagi-bagikannya kepada masyarakat setelah
didoakan.lalu gunungan ini yang akan ditanam di arean pertanian agar menjadi
subur. Mengenai istilah gerebeg, ini berasal dari bahasa jawa “Grebeg”, yang
berarti “diiringi para pengikut”. Masyarakat percaya bahwa siapapun yang
mendapatkan gunungan tersebut, biarpun sedikit akan dikaruniai kebahagiaan dan
kemakmuran. Kemudian tumpeng tersebut diperebutkan oleh ribuan warga
masyarakat. Mereka meyakini bahwa dengan mendapat bagian dari tumpeng akan
mendatangkan berkah bagi mereka. Dimana orang datang beramai-ramai untuk
memperebutkan makan yang di jadikan sesajen itu.
Bukan hanya itu saja tetapi banyak
tempat-tempat bersejarah dan menarik di daerah Yogyakarta yang wajib di
kunjungi saat ke Yogyakarta.
Seperti:
Candi
Prambanan.
Seperti
kita ketahui bahwa candi prambanan adalah tempat bersejarah untuk agama Hindu. Sebab
itu merupakan tempat Hindu terbesar di Indonesia. Banyak orang-orang hindu yang
merayakan hari-hari besar nya disana. Bangunan bersejarah yang
dibangun pada abad ke-10 dimasa pemerintahan dua raja, yaitu Raja Rakai Pikatan
serta Raja Rakai Balitung. Menjulang setinggi hingga 47 meter (5 meter lebih
tinggi dari Candi Borobudur, Magelang), berdirinya candi tersebut telah memenuhi
keinginan si pembuatnya, yaitu untuk menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa.
Candi Prambanan ini terletak sejauh 17 kilometer dari pusat kotaYogyakarta.
Ada sebuah legenda yang diceritakan masyarakat Jawa tentang candi prambanan ini. Dikisahkan lelaki yang bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Namun si Roro Jonggrang yang tidak mencintai Bandung Bondowoso, maka Jonggrang pun meminta Bondowoso untuk membuat candi dengan 1000 arca dalam semalaman. Permintaan itu pun hampir terpenuhi sebelum si Jonggrang meminta kepada warga desa untuk menumbuk padi dan membuat sebuah api yang besar agar terbentuk seperti suasana dipagi hari. Bondowoso yang baru membuat 999 arca langsung mengutuk Roro Jonggrang menjadi sebuah arca yang ke-1000 dikarenakan Bondowoso merasa dicurangi.
Ada sebuah legenda yang diceritakan masyarakat Jawa tentang candi prambanan ini. Dikisahkan lelaki yang bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Namun si Roro Jonggrang yang tidak mencintai Bandung Bondowoso, maka Jonggrang pun meminta Bondowoso untuk membuat candi dengan 1000 arca dalam semalaman. Permintaan itu pun hampir terpenuhi sebelum si Jonggrang meminta kepada warga desa untuk menumbuk padi dan membuat sebuah api yang besar agar terbentuk seperti suasana dipagi hari. Bondowoso yang baru membuat 999 arca langsung mengutuk Roro Jonggrang menjadi sebuah arca yang ke-1000 dikarenakan Bondowoso merasa dicurangi.
Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga
dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa
pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pemusnah. Berdasarkan prasasti Siwagrha nama
asli kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahasa Sanskerta yang bermakna Rumah Siwa), dan
memang di garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam Arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter yang menujukkan
bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan.
Candi pendamping yang
cukup menarik adalah Candi Garuda yang letaknya di dekat Candi Wisnu. Candi ini
menyimpan sebuah kisah tentang sosok seorang manusia setengah burung yang
bernamakan Garuda.
Malioboro
Sebuah jalan yang kerap ramai di kunjungi
oleh para wisatawan saat berkunjung ke Yogyakarta. Karena malioboro juga
termasuk pusat nya Yogyakarta. Sudah menjadi kebudayaan atau tradisi wisatawan
saat belibur ke Yogyakarta,yaitu mampir ke Malioboro untuk hanya sekedar berkumpul
sebab di sana terdapat banyaknya pedagang yang berjualan disana.
Bukan hanya itu saja,
Yogyakarta juga mempunyai banyak kuliner-kuliner yang enak-enak dan khas
yogyakarta.
Misal :
Gudeg
Gudeg merupakan makanan khas Yogyakarta
yang sudah ada sejak dulu yang turun temurun . gudeg yang terkenal sebagai
makanan yang manis membuat semakin di gemari oleh masyarakat sekitar karena
seperti kita tahu orang jawa itu kerap menyukai makanan manis. Cita rasa yang
khas membuat gudeg menjadi salah satu kuliner yang wajib di coba pada saat
berkunjung ke Yogyakarta. Hampir di tiap-tiap jalan di yogyakarta yang
berjualan gudeg.
Bab III
Penutup
3.1
Kesimpulan
Jogja atau Yogyakarta merupakan sebuah wilayah
atau daerah yang memiliki keistimewaan di Indonesia yang dipimpin oleh seorang
Sultan atau Raja.
Yogyakarta
adalah salah satu daerah di indonesia yang memiliki keanekaragaman kebudayaan.
Yogyakarta termasuk daerah yang lekat dengan kebudayaan-kebudayaannya. Dari artikel yang saya buat adalah sebagian
dari kebudayaan-kebudayaan yang ada di yogyakarta.
3.2
Saran
Kebudayaan-kebudayaan
yang terdapat di masing-masing daerah termasuk Yogyakarta merupakan warisan
dari nenek moyang kita yang terdahulu dari turun temurun. Cintailah budaya
kita. Lestarikan lah budaya yang ada di setiap daerah agar kebudayaan itu tidak
di ambil alih oleh negara-negara lain.