Sabtu, 25 Maret 2017

Manusia dan budaya

                                                 BAB 1
Pendahuluan
1.1  Latar Belakang
   Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta atau disingkat dengan DIY adalah salah satu daerah otonom setingkat propinsi yang ada di Indonesia. Propinsi ini ber ibu kota Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan Propinsi yang mempunyai status sebagai Daerah Istimewa. Status Daerah Istimewa ini berkaitan dengan sejarah terjadinya propinsi ini, pada tahun 1945, sebagai gabungan wilayah Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman, yang menggabungkan diri dengan wilayah Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, oleh Bung Karno dan Bung Hatta.

  Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu kota yang kaya akan predikat, baik berasal dari sejarah maupun potensi yang ada. Seperti sebagai kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, dan kota pariwisata. Bukan hanya itu saja, tetapi juga masyarakatnya yang masih menjaga kebudayaan daerahnya dan bahasa jawa yang masih dikenakan sebagai bahasa sehari-sehari. Yogyakarta salah satu daerah di indonesia yang mempunyai berbagai macam budaya, seperti kesenia contohnya seni rupa,tarian dan yang lainnya. Seperti kita tahu Yogyakarta memiliki berbagai macam adat dan tradisi.

1.2  Tujuan
    Untuk mengenal lebih dalam tentang berbagai macam kebudayaan yang terdapat di Proponsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Karena seperti yang kita tahu Daerah Istimewa Yogyakarta kaya dengan beranekaragam budaya yang terdapat di Daerah Isimewa Yogyakarta.

Bab II
Pembahasaan
2.1 Isi
       Yogyakarta adalah salah satu daerah di indonesia yang mempunyai berbagai macam budaya,  dari mulai adat istiadat, tempat-tempat wisata, serta kuliner.

Adat istiadat di Yogyakarta
Upacara adat adalah salah satu kebudayaan yang sampai saat ini masih dilestarikan dan sering dilakukan oleh masyarakat di Yogyakarta. Contohnya adalah :
    Upacara Sekaten
         Pada tahun 1939 Caka atau 1477 Masehi, Raden Patah selaku Adipati Kabupaten Demak Bintara dengan dukungan para wali membangun Masji Demak. Selanjutnya berdasarkan hasil musyawarah para wali, digelarlah kegiatan syiar Islam secara terus-menerus menjelang hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Agar kegiatan tersebut menarik perhatian rakyat, dibunyikanlah dua perangkat gamelan buad karya Sunan Giri membawakan gending-gending ciptaan para wali, terutama Sunan Kalijaga.
        Kata sekaten diambil dari pengucapan kalimat”Syahadat”. Istilah Syahadat, yang diucapkan sebagai Syahadatan ini kemudian berangsur-angsur berubah dalam pengucapannya, Sehingga menjadi Syakatain dan pada akhirnya menjadi istilah “Sekaten” hingga sekarang. Bagi masyarakat Yogyakarta, muncul kpercayaan bahwa orang-orang merayakan kelahiran Nabi Muhammad akan mendapatkan pahala dan awet muda. Namun sebagai persyaratan, mereka wajib menguyah sirih di depan Masjid Agung. Khususnya pada saat hari pertama Sekaten di mulai. Upacara adat ini sudah menjadi tradisi di yogyakarta. Sehingga setiap 20 hari mendekati kelahiran Nabi Muhammad pasti diselenggarakan upacara adat ini.
  
   Upacara Grebeg Maulid
         Upacar Grebeg Maulid merupakan puncak dari upacara kelahiran Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan pada 12 Maulid, setelah keesokan harinya gamelan Kyai Nogowilogo dan Kyai Guntumadu dimasukkan kedalam keraton yang disebut dengan “Bendhol Songsong”. Sebagi puncak dari acara ini adalah membawa gunungan ke Masjid Agung dan membagi-bagikannya kepada masyarakat setelah didoakan.lalu gunungan ini yang akan ditanam di arean pertanian agar menjadi subur. Mengenai istilah gerebeg, ini berasal dari bahasa jawa “Grebeg”, yang berarti “diiringi para pengikut”. Masyarakat percaya bahwa siapapun yang mendapatkan gunungan tersebut, biarpun sedikit akan dikaruniai kebahagiaan dan kemakmuran. Kemudian tumpeng tersebut diperebutkan oleh ribuan warga masyarakat. Mereka meyakini bahwa dengan mendapat bagian dari tumpeng akan mendatangkan berkah bagi mereka. Dimana orang datang beramai-ramai untuk memperebutkan makan yang di jadikan sesajen itu.

Bukan hanya itu saja tetapi banyak tempat-tempat bersejarah dan menarik di daerah Yogyakarta yang wajib di kunjungi saat ke Yogyakarta.
Seperti:
 Candi Prambanan.
   Seperti kita ketahui bahwa candi prambanan adalah tempat bersejarah untuk agama Hindu. Sebab itu merupakan tempat Hindu terbesar di Indonesia. Banyak orang-orang hindu yang merayakan hari-hari besar nya disana. Bangunan bersejarah yang dibangun pada abad ke-10 dimasa pemerintahan dua raja, yaitu Raja Rakai Pikatan serta Raja Rakai Balitung. Menjulang setinggi hingga 47 meter (5 meter lebih tinggi dari Candi Borobudur, Magelang), berdirinya candi tersebut telah memenuhi keinginan si pembuatnya, yaitu untuk menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa. Candi Prambanan ini terletak sejauh 17 kilometer dari pusat kotaYogyakarta.
   Ada sebuah legenda yang diceritakan masyarakat Jawa tentang candi prambanan ini. Dikisahkan lelaki yang bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Namun si Roro Jonggrang yang tidak mencintai Bandung Bondowoso, maka Jonggrang pun meminta Bondowoso untuk membuat candi dengan 1000 arca dalam semalaman. Permintaan itu pun hampir terpenuhi sebelum si Jonggrang meminta kepada warga desa untuk menumbuk padi dan membuat sebuah api yang besar agar terbentuk seperti suasana dipagi hari. Bondowoso yang baru membuat 999 arca langsung mengutuk Roro Jonggrang menjadi sebuah arca yang ke-1000 dikarenakan Bondowoso merasa dicurangi.
                                                            
Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pemusnah. Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahasa Sanskerta yang bermakna Rumah Siwa), dan memang di garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam Arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter yang menujukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan.
Candi pendamping yang cukup menarik adalah Candi Garuda yang letaknya di dekat Candi Wisnu. Candi ini menyimpan sebuah kisah tentang sosok seorang manusia setengah burung yang bernamakan Garuda. 

Malioboro
    Sebuah jalan yang kerap ramai di kunjungi oleh para wisatawan saat berkunjung ke Yogyakarta. Karena malioboro juga termasuk pusat nya Yogyakarta. Sudah menjadi kebudayaan atau tradisi wisatawan saat belibur ke Yogyakarta,yaitu mampir ke Malioboro untuk hanya sekedar berkumpul sebab di sana terdapat banyaknya pedagang yang berjualan disana.

Bukan hanya itu saja, Yogyakarta juga mempunyai banyak kuliner-kuliner yang enak-enak dan khas yogyakarta.
Misal :
   Gudeg
       Gudeg merupakan makanan khas Yogyakarta yang sudah ada sejak dulu yang turun temurun . gudeg yang terkenal sebagai makanan yang manis membuat semakin di gemari oleh masyarakat sekitar karena seperti kita tahu orang jawa itu kerap menyukai makanan manis. Cita rasa yang khas membuat gudeg menjadi salah satu kuliner yang wajib di coba pada saat berkunjung ke Yogyakarta. Hampir di tiap-tiap jalan di yogyakarta yang berjualan gudeg.

              
                                                              Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Jogja atau Yogyakarta merupakan sebuah wilayah atau daerah yang memiliki keistimewaan di Indonesia yang dipimpin oleh seorang Sultan atau Raja. 
Yogyakarta adalah salah satu daerah di indonesia yang memiliki keanekaragaman kebudayaan. Yogyakarta termasuk daerah yang lekat dengan kebudayaan-kebudayaannya.  Dari artikel yang saya buat adalah sebagian dari kebudayaan-kebudayaan yang ada di yogyakarta.
3.2 Saran

Kebudayaan-kebudayaan yang terdapat di masing-masing daerah termasuk Yogyakarta merupakan warisan dari nenek moyang kita yang terdahulu dari turun temurun. Cintailah budaya kita. Lestarikan lah budaya yang ada di setiap daerah agar kebudayaan itu tidak di ambil alih oleh negara-negara lain. 

Orientasi Nilai Budaya

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
    Theodorson dalam Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai merupakan sesuatu yang abstrak, yang dijadikan pedoman serta prinsip – prinsip umum dalam bertindak dan bertingkah laku. Keterikatan orang atau kelompok terhadap nilai menurut Theodorson relatif sangat kuat dan bahkan bersifat emosional. Oleh sebab itu, nilai dapat dilihat sebagai tujuan kehidupan manusia itu sendiri.
Sedangkan yang dimaksud dengan nilai budaya itu sendiri sduah dirmuskan oleh beberapa ahli seperti :
-          Koentjaraningrat
Menurut Koentjaraningrat (1987:85) lain adalah nilai budaya terdiri dari konsepsi – konsepsi  yang  hidup  dalam  alam  fikiran  sebahagian  besar  warga  masyarakat mengenai hal – hal yang mereka anggap amat mulia. Sistem nilai yang ada dalam suatu masyarakat dijadikan orientasi dan rujukan dalam bertindak. Oleh karena itu, nilai budaya yang dimiliki seseorang mempengaruhinya dalam menentukan alternatif, cara – cara, alat – alat, dan tujuan – tujuan pembuatan yang tersedia.
-          Clyde Kluckhohn dlam Pelly
Clyde Kluckhohn dalam Pelly (1994) mendefinisikan nilai budaya sebagai konsepsi umum yang terorganisasi, yang mempengaruhi perilaku yang berhubungan dengan alam, kedudukan manusia dalam alam, hubungan orang dengan orang dan tentang hal – hal yang diingini dan tidak diingini yang mungkin bertalian dengan hubungan orang dengan lingkungan dan sesama manusia.
         ­-   Kluckhohn dalam pelly
Kluckhohn dalam pelly(1994)mengemukakan bahwa nilai budaya merupakan sebuah konsep beruanglingkup luas yang hidup dalam alam fikiran sebagian besar warga suatu masyarakat,mengenai apa yang paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai-nilai budaya.
   Sebuah sistem nilai-nilai budaya, itu harus dari diri sendiri. Mengapa demikian ? karena diri kita sendiri lah yang akan membentuk sistem nilai-nilai budaya.
 Tujuan
Dalam artikel yang saya buat ini adalah ntuk mengetahui orientasi nilai-nilai budaya
Bab II
Isi
Terdapat banyak nilai kehidupan yang ditanamkan oleh setiap budaya yang ada di dunia.Nilai kebudayaan pasti berbeda-beda pada dasarnya tetapi kesekian banyak kebudayaan di duniaini memiliki orientasi-orientasi yang hampir sejalan terhadap yang lainnya. Jika dilihat dari limamasalah dasar dalam hidup manusia, orientasi-orientasi nilai budaya hampir serupa.Lima Masalah Dasar Dalam Hidup yang Menentukan Orientasi Nilai Budaya Manusia (kerangka Kluckhohn ) :
 Hakekat Hidup
 1.Hidup itu buruk
 2.Hidup itu baik 
 3.Hidup bisa buruk dan baik, tetapi manusia tetap harus bisa berikthtiar agar hidup bisa menjadi baik.
 4. Hidup adalah pasrah kepada nasib yang telah ditentukan.
Maksud dari hakekat hidup yang dikemukakan oleh Kluckhohn dalam no 1 iya lah sebgian besar orang menganggap hidup itu adalah hal yang paling dia benci karena kehidupan yang mungkin seseorang itu tidak inginkan, dalam no 2 sebagian orang menganggap hidup itu baik karena orang itu menjalani kehidupan yang benar, dalam no 3 kehidupan seseorang itu berbeda –beda tergantung kita yang menjalaninya. Dikala hidup kita buruk maka kita hanya bisa berikhtiar serta berusaha agar semuanya bisa menjadi lebih baik. Dalam no 4  kehidupan yang kita jalani dan usaha yang kita jalani dengan semaksimal mungkin. Kita hanya bisa pasrah terhadap nasib yang telah di tentukan.

Hakekat Karya
 1.Karya itu untuk menafkahi hidup
          Seseorang di ciptakan terlahir ke dunia dengan sempurna dan mempunyai akal fikiran. Sebuah kemampuan yang kita punya bisa kita tuangkan ke dalam karya. Dan dari karya itu lah kita bisa menghasilkan sumber mata pencaharian yang menjadi nafkah untuk hidup.kita dapat membuat karya berawal dari belajar dan pengalaman.
2.Karya itu untuk kehormatan.
        Seseorang yang memiliki karya itu adalah sebuah kerhormatan tersendiri. Karena hasil karya kita di hargai orang lain maka sebab itu lah menjadi kehormatan tersendiri karena bisa di sukai oleh banyak orang.

Persepsi Manusia Tentang Waktu.
      Sebagian besar seseorang mempunyai persepsi tentang waktu yang berbeda beda. Mengapa demikian ? karena ada sebagian orang yang melihat masa lalu sebagai gambaran atau refernsi untuk menjadi pertimbangan.
Ada juga sebagian orang yang melihat masa depan. Dapat dikatakan seperti itu karena orang itu tidak memerlukan gambaran masa lalu.

Pandangan Terhadap Alam
 1.Manusia tunduk kepada alam yang dashyat
.2.Manusia berusaha menjaga keselarasan dengan alam.
 3.Manusia berusaha menguasai alam.
 Dalam pandangan ini manusia mengandalkan alam sekitar. Manusia menyesuaikan keselarasan dengan alam. Karena alam bisa dijadikan suatu usaha yang untuk di jadikan manta pencaharian untuk bertahan hidup.

Hubungan Manusia Dengan Manusia
 1.Orientasi kolateral (horizontal), rasa ketergantungan kepada sesamanya, barjiwa gotongroyong
         Seperti kita ketahui kita adalah makhluk sosial yang tergantung terhadap sesama. Misal  di lingkungan tempat tinggal. Setiap lingkungan tempat tinggal pasti berasal dari bermacam-macam daerah maka dari itu bahasa yang di pakai tidak mungkin bahasa daerah masing-masing. Pasti bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia. Dalam bermasyarakat juga kita harus saling gotong royong atau saling bahu-membahu membantu sesama.


2.Orientasi vertikal, rasa ketergantungan kepada tokoh-tokoh yang mempunyai otoriter untuk memerintah dan memimpin.
         Sebagian besar orang mempunyai rasa ketergantungan terhadap tokoh-tokoh karena seseorang tidak bisa berbuat apaapa jika tokoh-tokoh seperti pemerintah karena pemerintah punya kewenangan besar.

3. Individualisme, menilai tinggi usaha atas kekuatan sendiri.
       Sebagian besar orang sangat individulisme karena sebab yang dilakukannya hanya sendiri.

        Dalam orientasi Nilai-nilai budaya sekarang sudah mulai mengurang semenjak era globalisasi. Pada era globalisi banyak sekali kultur budaya barat yang menjadi kiblat. Apalagi para era sekarang budaya barat dapat cepat masuk ke indonesia karena para pemuda yang memilki keingin tahuan tinggi tentang kehidupan yang kebarat-baratan. Mengapa demikian karena teknologi yang sudah canggih membuat orang dapat mendapatkan sesuatu dengan mudah dan cepat. Di jaman sekarang orang mengikuti yang kebarat-baratan seperti baju yang seksi serta warna rambut yang kebarat-baratan. Faktor ini disebabkan karena kurangnya pemahaman terhadap nilai-nilai kebudayaan serta kurangnya kecintaan terhadap budaya sendiri. Sebenarnya kita bisa menyikapi masuknya budaya barat seperti menerapkan nilai nilai kebudayaan. Dengan memegang kuat kebudayaan kita sendiri.

Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
       Semakin bergantinya zaman semakin terlihat pula perubahan-perubahan kebudayaan. Maka dari itu kita mesti menerapkan nilai-nilai budaya.